Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

KENANGAN DI PANTAI TOPAS MALIFUT

Gambar
Oleh: Rahman Amin Pantai Topas (2019) Diufu timur pantai topas Penuh makna bersamamu Kunikmati suara ombak yang bersahaja Mereguk asa merintis setiap  Kenangan Setiap sajak yang kuliskan kutitipkan pada ombak pantai Setiap cerita kutitipkan pada angin Dan setiap kenangan kutuliskan pada memori kenanganku Penjamkan mata dan ku nikmati hembusan angin hinggap dikedua pelopak mata mengecup keningku Butiran-butiran pasir  tertiup angin kian menghapus setiap jejakku Iringan dawai petikan gitar sahabatku yang  bersenandung Membuat hatiku tertidur dipelukan setiap kenangan pernah kusinggahi Perahu perahu nelayan menjadi saksi Disetiap pertemuan kita wahai sahabat Setiap jejak kaki pun menjadi saksi bisu Setiap kenangan bersamamu dipantai topas takan kulupakan sampai sang ilahi menjemputku Ternate, 28 April 2020

PUISI MENANTI BEDUK BUKA PUASA

Gambar
Oleh: Rahman Amin Hari mulai larut matahari mulai redup menjemput sang fajar Menunggu beduk buka puasa Kini matahari mulai melambaikan tangan seakan memberi senyuman dan berpamitan lalu berkata maaf saya sudah membuat kalian kelaparan dan kehausan Perlahan-lahan mentari mulai undur diri kelaparan dan kehausan akan diakhiri Dari pagi menahan lapar dan dahaga Menunggu jarum jam berputar hingga pada waktunya Dokumentasi 2020, Man Seakan jarum jam menguji keimananku Hanya menatap jarum berputar pelan pelan membuat ku gelisah hati kecilku berkata andaikan aku tak bisa kendalikan amarah ini akan ku patahkan jarum itu Sebab aromah kue pelita dan asida buatan mamaku mengundang indra penciumanku semakin mendekat Suara perut terasa sedih menunggu sahabtnya yang tak kunjung tiba Renungan Radio sudah terdengar Dengan siraman qalbu yang syahdu Iringan zikir besenandung bertandah buka puasa Suara beduk mulai berbunyi suara adzan mulai berkumandan Aku tak sabar mencic...

RAMADHAN TANPA MU

Gambar
Hari ini adalah puasa pertama Malam ini adalah sahur pertama Saat menyantap hidangan makan Sahur Ilustrasi Foto Pandangan mataku tertuju pada tempat duduk yang kosong, tempat biasa ayah duduki Menu makan sahur (2020) Air mata mulai berlinang seakan jatuh membasahi tanah yang tak berdosa Saat mengingat kenangan bersamamu Ayah, kau selalu mengajarkan tentang banyak hal saat Ramadhan tiba namun semua hanya mesihkan lara Kau juga mengajarkan hakikat indahnya buka puasa bersama Jujur aku merasa cemburu dengan mereka yang merasakan Ramadhan dengan pria sejatinya Ayah, sudah sekian lama aku menjalani Ramadhan dengan hati yang hampa semenjak kau menghadap sang ilahi Isak tangisku mencoba menulis serangkai kata Semua sudah ku tulisakan untuk mengusir rasa duka ku Kini aku hanya mengucapakan selamat berbuka puasa untuk keluarga kita Bibir seakan terkunci mengingat  bersamamu saat buka puasa bersama Saat menyambut Ramadhan pertama tanpamu ayah...

NARASI SINGKAT TEMA"Beda Pilihan"

Gambar
Narasi beda pilihan oleh, Ifan dan Dhamar.                            Ifan dan Dhamar Disebuah Teras rumah warga Desa Talapao Kec. Malifut percakapan singkat oleh dua pemuda tersebut mengenai beda pilihan setiap moment politik, Bicara demokrasi berarti bicara pemilu dimana setiap orang atau individu memiliki hak dan kewajiban untuk menentukan hak pilihnya, Setiap moment pemilu pasti terjadi kontroversi antara satu dengan yang lain karena beda pilihan sehingga menimbulkan putus tali silaturahim, beda pilihan itu adalah hak pilih setiap orang  jadi walaupun beda pilihan tetap menjaga tali persaudaraan kita kata Dhamar Yang penting ikatan kekeluargaan jangan terpecah sebab hanya merugikan diri kita sendiri oleh karena itu, Dhamar dan ifan mengatakan semua ini karena kekeliruan masyarakat seharusnya kita memberikan pemahaman agar tidak terjadi perslisian karena beda pilihan.

TERDIAM DALAM SEPI

Gambar
Ole Rahman Amin Foto,Akbar Aku selalu terperangkap  dikegelapan malam Terdiam dalam kesendirian Hanya terdiam membisu tanpa Sepata kata layakanya seperti orang bisu Namun ku renungi dalam kesendirian hatiku Yang merangku dalam sepi Inikah yang dinamakan takdir? Takdir yang pedih namanya Ku terdiam dalam sepi Dulu aku pernah singga diruang kecil yang terang  kini terkurung diruang sepi Hanya terdiam sepi dalam kegelapan Aku hanyalah insan manusia yang lemah bukan sang penguasa  Hanya menatap langit - langit dinding yang gelap, seakan ku tuangkan Kepedihan ini pada sang pencipta Kini aku hanya bersimpah di pangkuanmu Ya Rob. Ternate, 23 April 2020

PUISI GERIMIS DITELUK JAILOLO

Gambar
Oleh Rahman Amin Sore penuh warna diteluk jailolo Nan indah akan panorama alam Menatap awan yang gelap  menyambut akan gerimis Akan membasahi dataran teluk Pekanya awan yang gelap Suara petir pun berlarian  menyambut awan Teluk jailolo (foto Man) Kududuk sendiri dipelataran teluk nan kubayangkan  Andaikan setianya gerimis seperti insan manusia, akan selalu bersamaan Suara rintikan perlahan -lahan Jatuh bersatu padu membasahi  Kedua pelopak mataku enggan menjadi genangan air Suara petir kian mencekam di Pelataran Teluk jailolo Yang meredup tertutup awan Seakan bernostalgia hadirnya Awan penuh makna  Khawa dingin makin terasa Menanti Rahmat Tuhan Jailolo, 24 Maret 2020

PUISI SETELAH KAU TIADA

Gambar
Oleh :   Ramhan Amin           Ayah.. Tak terasa begitu cepat waktu berlalu Setelah kepergianmu Kerinduan akan masa kecilku Hanya tinggal kenangan Ayah.. Saat kau dipanggil sang ilahi Suara tangisku bergemuru Berderai air mata seakan  tak merelakan kepergianmu Sedih bercampur piluh Tangis bercampur rindu Apalah dayaku saat kau pergi Kini ku hanya memandang nisanmu Masih ada goresan luka saat kepergianmu Masih terbayang kenangan indah bersamamu Aku sangat menyangimu? Namun, sang ilahi berkata lain Memanggilmu tuk menghadapnya Mungkin Allah lebih menyangimu. Ayah.. Dulu badanmu kekar Sekarang tubuhmu terbaring kaku Hatiku menjerit melihat kau terbaring kaku Sendiri  diselimuti kain kafan Sebentar kau diantarkan ditempat peristirahatan  terakhirmu Ayah.. Aku hanyalah anak yatim yang bergantung harapan Dipersimpangan jalan Aku hanya ditemani malam yang sepih disetiap Sudut jalan. Ayah.. Aku sangat meri...