PUISI MENANTI BEDUK BUKA PUASA

Oleh: Rahman Amin

Hari mulai larut matahari mulai
redup menjemput sang fajar
Menunggu beduk buka puasa

Kini matahari mulai melambaikan tangan seakan memberi senyuman dan berpamitan lalu berkata maaf saya sudah membuat kalian kelaparan dan kehausan

Perlahan-lahan mentari mulai undur diri kelaparan dan kehausan akan diakhiri

Dari pagi menahan lapar dan dahaga
Menunggu jarum jam berputar hingga pada waktunya

Dokumentasi 2020, Man
Seakan jarum jam menguji keimananku

Hanya menatap jarum berputar pelan pelan membuat ku gelisah hati
kecilku berkata andaikan aku tak bisa kendalikan amarah ini akan ku patahkan jarum itu

Sebab aromah kue pelita dan asida buatan mamaku mengundang indra penciumanku semakin mendekat

Suara perut terasa sedih menunggu sahabtnya yang tak kunjung tiba

Renungan Radio sudah terdengar
Dengan siraman qalbu yang syahdu
Iringan zikir besenandung bertandah buka puasa

Suara beduk mulai berbunyi suara adzan mulai berkumandan
Aku tak sabar mencicipi kue pelita buatan ibuku

Akhirnya dapat kunikmati kue pelita buatan ibuku enak rasanya.

Ternate, 26 April 2020

Komentar