Secangkir kopi Dalam sajak Rindu
Di kala malam kau hadir aroma datang melambai menari dalam pikiran ku
Tak lain si hitam manis dari cawan mengurai rasa pada lidah
Aroma itu semakin meracuni ingatan ku
Entah kemana arah mata angin itu aroma kopi semakin tercium bersama kawanan angin
Ku seraput jelata kopi sambil ku tuliskan sebuah sajak dalam kisah tentang aku dan dia
Membuat ku seperti seorang pecandu ku berpatri dalam romantika rembulan malam
Sambil menikmati secagkir kopi nan kubayangkan alam syurgawi
Aromamu merangsang imajinasi qalbuku tentang kehidupan dalam pusaramu
Hasrat ku semakin sendu menjadi rindu yang tak terbalas
Rindu menjadi sendu di kesunyian malam sambil ku nikmati secangkir kopi seorang diri
Malam itu pandangan mata tertuju pada rembulan terbayang akan wajahmu
Ku pejamkan mata sebenatar terbayang lukisan wajahmu masih terbayang pada kedua pelopak mata ku
Genggaman tangan tak terlepas dari cangkir kopi yang menemani kesendirian ku
Bayang wajahmu mengukir kisah dalam genggaman qalbuku
Enggan melukiskan sejarah kisah tentang aku dan dia malam itu
Bulan mulai pamit pada malam itu perlahan - lahan kedua mata tertutup
Terimakasih
Oleh : Rahman Amin
Ternate, 29 Desember 2020
Komentar
Posting Komentar